Pengalaman Mengikuti Grand Concert Tour 2017
Oleh: *Andy Gunawan
Nama saya Andy Gunawan. Saya kuliah di Universitas Kristen Petra, Surabaya, dan sedang mengikuti program magang di Yayasan Lembaga SABDA Solo, mulai dari 28 Juni 2017 sampai 24 Agustus 2017 nanti. Pada Kamis, 13 Juli 2017, saya dan teman-teman magang saya, yaitu Cenius Sanjaya, David Kristian, Hendry Gozali, Teddy Yudono, dan Wilson Mark, diberi kesempatan untuk menolong menjadi usher dan kolektan di konser orchestra Pdt. Stephen Tong yang dinamakan “Grand Concert Tour 2017”. Konser tersebut diadakan di hotel Best Western, Solo Baru, pada pukul 18.30 WIB. Beberapa Staf YLSA (Tika, Liza, Aji, Kun, Hilda, dan Mei) juga ikut serta dalam pelayanan ini.
Pada hari itu, kami selesai kerja lebih awal, yaitu pukul 15:30 WIB, karena kami harus berangkat pada pukul 16.00 untuk mengikuti briefing pada pkl. 16.30. Setibanya di lokasi acara, kami langsung bergegas makan dan selanjutnya mengikuti briefing. Setelah itu, kami diberi kartu identitas dengan warna tali yang berbeda-beda. Setiap warna tali memiliki titik jaga yang berbeda-beda. Ada yang harus berjaga di lobby, di depan pintu ruangan tempat konser diadakan, hingga di dalam ruangan konser. Saya juga diminta untuk membantu menyiapkan beberapa peralatan konser terlebih dahulu. Peralatan-peralatan tersebut harus diatur dan diletakkan di atas panggung sesuai dengan perintah supervisor kami. Setelah itu, barulah saya bisa bersiap di posisi saya.
Pada pukul 18.30 WIB, konser pun dimulai. Para musisi segera bersiap naik ke atas panggung diikuti oleh Pdt. Stephen Tong sebagai conductor. Sebelum memulai konser, Pdt. Stephen Tong memberikan pengantar bahwa masih banyak orang Indonesia yang kurang menghargai musik, padahal musik adalah sesuatu yang indah dan mahal. Karena alasan itulah, Pdt. Stephen Tong rela mengadakan sebuah Concert Tour secara gratis untuk memperkenalkan keindahan musik kepada orang-orang Indonesia. Beliau bahkan rela mengeluarkan uang untuk membeli peralatan musik yang harganya milyaran rupiah demi kualitas musik yang baik. Setelah itu, konser pun berjalan dengan sangat baik dan lancar. Pdt. Stephen Tong memperkenalkan setiap simfoni yang akan dimainkan sehingga para penonton bisa benar-benar mengenal latar belakang dan sejarahnya. Setelah beberapa simfoni, para penonton dipersilakan untuk memberikan persembahan secara sukarela, saya dan para kolektan lain pun segera menjalankan tugasnya. Setelah selesai persembahan, kami dipersilakan untuk kembali ke ruangan konser untuk menikmati sisa acara konser tersebut. Sisa acara konser diisi dengan persembahan lagu-lagu dari paduan suara yang diiringi musik yang sangat indah selama kurang lebih 30 menit, lalu diakhiri dengan simfoni “Haleluya” dan seluruh penonton berdiri untuk menunjukkan rasa hormatnya.
Walaupun saya bukan penggemar musik orchestra dan ruangan yang digunakan bukanlah ruangan yang terbaik untuk menikmati sebuah konser musik, tetapi saya tetap dapat menikmati konser ini. Saya kagum dengan para musisi yang mampu memainkan setiap alat musik dengan lancar dan sesuai dengan bagian masing-masing. Selain itu, jumlah penonton yang datang banyak sehingga ruangan penuh, bahkan ada penonton yang berdiri. Selama acara konser berlangsung panitia mengumumkan kalau penonton tidak diizinkan untuk mengambil gambar berupa foto dan video ataupun audio. Jika saya diberi kesempatan untuk memberi nilai, saya akan memberi nilai 8/10 untuk konser ini. Selain bisa menikmati permainan musik yang katanya menduduki posisi nomor 4 terbaik di dunia, saya juga bisa belajar mengapresiasi musik-musik berjenis orchestra. Saya berharap tujuan Pdt. Stephen Tong mengadakan Concert Tour ini tercapai, dan orang-orang Indonesia belajar lebih menghargai musik.
Inilah sedikit pengalaman yang bisa saya bagikan. Tuhan Yesus memberkati.
Cetak tulisan ini
Leave a comment